Pagelaran Seni Minangkabau “Maubek Tangih, Managuahkan Hati”

Posted by: Kapur Tulis / Category:

Sabtu (5/1), Unit Kesenian Minangkabau Institut Tekhnologi Bandung mengadakan LUSTRUM VII di Sasana Budaya Ganesha, Bandung. Lustrum VII diadakan untuk merayakan dies natalis UKM ITB yang ke 35. “ Kegiatan Lustrum VII ini merupakan kegiatan sekali 5 tahun yang rutin diadakan oleh UKM ITB,” ujar Yudhi selaku ketua pelaksana Lustrum VII yang bertema kan “maubek tangih, managuahkan hati” (red: mengobati tangis, meneguhkan hati). Tema yang diangkat pada Lustrum VII UKM ITB merupakan salah satu bentuk kepedulian mereka akan kondisi Minangkabau, khususnya Sumatera Barat, pasca gempa.
Pagelaran seni pada Sabtu malam ini merupakan acara puncak dari rentetan acara Lustrum ITB yang telah di mulai sejak awal april lalu. Beberapa rentetan acara Lustrum VII ini yaitu, Lomba essay sains dan tekhnologi se-SMA Sumatera Barat, Lomba Essay inovasi Tekhnologi Se SMA Sumatera Barat, Lomba Fotografi Potret Pariwisata, Seni, Budaya, Dan Alam Minangkabau, dan Journey to Minangkabau.
Pada malam pagelaran puncak ini diumumkan pemenang dari Lomba Essay sains dan tekhnologi dan Lomba essay inovasi tehknolog. Pemenang Lomba essay sains dan tekhnologi di raih oleh siswa perwakilan dari SMU N 1 Padang dan Lomba Inovasi tekhnologi dimenangkan oleh siswa perwakilan dari SMU N 2 Padang.
Lustrum kali ini menarik banyak minat khalayak. Sebanyak 700 tiket habis dalam waktu tiga hari saja. Banyak peminat seni budaya Minangkabau yang kecewa akibat tidak adanya penambahan tiket pada tahun ini. “ Saya ingin sekali melihat pagelaran seni UKM ITB, tapi ga kebagian tiket, yam au bagaimana lagi, sedikit kecewa juga” Ungkap Machradin Wahyudi, anggota Unit pecinta Budaya Minangkabau Universitas Padjadjaran.
Pihak panitia mengaku tidak adanya penambahan jumlah tiket karena belajar dari tahun lalu terjadi pembludakan massa. Sehingga kondisi menjadi tidak kondusif “ belajar dari tahun sbelumnya, banyak penonton yang berdiri” ungkap Yudhi. Bercermin dari tahun sebelumnya pihak panitia pun memutuskan untuk tidak menmbah tiket yang di jual di tempat. Sehingga semua penonton mendapat kursi dan dapat menikmati Acara dengan kondusif.
Pada Pagelaran seni ini berbagai Seni Minangkabau ditampilkan. Mulai dari seni Musik, Tari, Silat, Drama, dan Randai. Tari yang di tampilkan antara lain, Tari galombang pasambahan, lenggang bagurau, galuak, tunggak titian, garak kambang, dan tari piriang. Drama yang diangkat pada Lustrum kali ini yaitu tentang gambaran tentang semangat masyarakat Sumatera Barat membangun negerinya kembali setelah musibah gempa. Pagelaran seni Lustrum VII ini pun di tutup oleh atraksi silat dan tari piring.


5 komentar:

  1. erfitheazizah Says:

    kalo emang belajar dari tahun lalu, kenapa asolusinya bukan nyari gedung yang lebih besar aja?
    kan yang mau nonton jadi banyak juga....
    kasian yang gak bisa nonton, karena yang tertarik bukannya cuma orang minang aja...orang dar budaya lain pasti penasaran dan mau dateng juga kan?

  1. zoom.in Says:

    budaya minang ini memang tak hanya menjadi daya tarik buat org pribumi (maksudnya org padangnya ) tapi org dari budaya lain juga tertarik dgn minang , ayo mampir ya ke blog kita :)

  1. Unknown Says:

    kalo di minangnya sendiri animonya gak sebegitu juga siy...heran juga kenapa bisa begitu.

  1. Anonim Says:

    sepertinya makin jauh merantau, solidaritas masyarakat minang makin kuat. .
    kerasa banget gimana hidup jauh dari kampung, sehingga rasa memiliki t'hadap daerahnya makin tinggi
    hehe
    a

  1. Rin Says:

    sedangkan pekan budaya sumbar yg di tambud tempo hari, nggak begitu banyak peminatnya....

Posting Komentar