Wayang, Kekayaan Indonesia dan Dunia

Posted by: Kapur Tulis / Category:

Oleh: Rahajeng K.H.

Daya tarik Indonesia bukan hanya dari sisi alamnya yang indah, tetapi juga keseniannya. Salah satu kesenian Indonesia yang terkenal hingga ke penjuru dunia adalah wayang.
Pada Rabu 9 juni 2010, saya berkesempatan mampir ke Museum Wayang yang berada di kawasan Kota Tua, Jakarta.
Awalnya Museum Wayang adalah sebuah gereja yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda, yang hancur akibat gempa bumi pada tahun 1808. Diatas reruntuhan inilah Museum Wayang dibangun, tetapi ada beberapa bagian gereja yang masih tetap dipertahankan. Museum ini diresmikan pada 13 agustus 1975.
Ketika memasuki Museum Wayang, kita langsung bisa melihat deretan koleksi wayang golek khas Jawa Barat, dan ada beberapa tokoh wayang golek dibuat versi besarnya, seperti Hanoman dan Bima.
Hanoman disebut juga kera putih, merupakan anak dari Dewi Anjani dan Batara Bayu. Hanoman memiliki sikap dan kepribadian yang sangat menonjol, sopan santun, rendah diri, tangguh, sakti mandraguna, dan dianugrahi usia yang sangat panjang, Ia juga merupakan pahlawan perang yang sangat ulung. Wayang Hanoman ini dibuat pada tahun 2009.
Wayang golek yang dibuat versi besar selanjutnya adalah Bima, salah satu yang termasyur dari Pandawa Lima, ayah dari Gatot Kaca. Bima merupakan pahlawan yang gagah perkasa, dan memiliki kuku Pancanaka yang sangat tajam. Ia merupakan anak kedua dari Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti.
Selain wayang Hanoman dan Bima terdapat pula wayang golek Gatot Kaca, Kumbakarna, dan Lampu Blencong yang berasal Dari Cirebon, Jawa Barat. Lampu ini biasa digunakan untuk menerangi pertunjukan wayang kulit pada malam hari.
Melangkah lebih jauh kedalam museum, kita dapat melihat sisa dari gereja tua, dan diorama berbentuk wayang yang menceritakan perjuangan rakyat Indonesia melawan Belanda.
Berbagai jenis wayang dari berbagai daerah tersimpan di sini, seperti Gundala-Gundala yang berasal dari Karo, Sumatera utara, yang memiliki fungsi sama seperti ondel-ondel di Jakarta, yakni memebuat suasana menjadi lebih meriah dan ceria. Adapula wayang Unyil dan tokoh lainnya.
Berjalan menaiki lantai dua, dapat ditemukan lukisan kaca karya Ki Entus yang menceritakan perang Baratayudha, juga ada beberapa lukisan kaca yang lainnya.
Di ruang lainnya kita bisa melihat koleksi wayang kulit, seperti Pandawa Lima yaitu, Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa yang sedang berhadapan dengan keluarga Kurawa, musuhnya.
Tidak hanya Pandawa Lima, wayang kulit yang ada di sini juga ada yang berasal dari Malaysia, Kamboja, dan Suriname. Serta berbagai macam boneka yang menjadi khas di Negara tetangga seperti Amerika, Perancis, Rusia, India, dan Inggris.
Yang menjadi koleksi Museum Wayang selain wayang golek, wayang kulit, dan boneka. Ada pula sederetan topeng yang masih menggambarkan tokoh-tokoh pewangan yang berasal dari seluruh Indonesia, serta alat musik Gambang Kromong yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang.
Dari sekitar 5000 koleksi wayang dan topeng yang dimiliki, tidak semua koleksi ditampilkan bersamaan, melainkan bergantian. Ada kalanya koleksi-koleksi tersebut diganti agar pengunjung tidak bosan, selain itu juga untuk menjaga kualitas wayang yang rentan. Adapula yang tidak pernah diganti karena hanya ada satu, seperti wayang golek Panakawan, yang terdiri dari Semar, Cepot (Dwilingga), Dawala, dan Gareng. Panakawan terkenal sebagai pengikut atau kawan setia yang mengikuti para ksatria menuju kebenaran dan kebaikan dalam cerita Ramayana dan Mahabarata.


1 komentar:

  1. Perempuan Punya Berita Says:

    KEREN BANGET NIH!
    nice info, cool picture!!

Posting Komentar